SUKABUMI KAB - Studi banding 381 kepala desa (kades)
se-Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat ke Bali menuai kritikan. Pasalnya,
biaya plesiran mereka menggunakan Anggaran Dana Desa (ADD).
Direktur
Forum Indonesia Untuk Transparansi (Fitra) Sukabumi, Ajat Zatnika
mengatakan ratusan kades berangkat ke Bali informasinya untuk studi
banding pengelolaan anggaran dana desa ke Kabupaten Badung, Provinsi
Bali. Menurutnya, hal itu hanya mengahmbur-hamburkan uang rakyat karena
tidak substansial. "Jika ingin belajar dan ingin tahu besarnya PAD di
beberapa Kabupaten di Bali tidak perlu ke sana. Di zaman saat ini cukup
mengakses informasi dari berbagai media. Ini hanya mengahambur-hamburkan
uang saja," kata Ajat kepada wartawan.
Ditegaskan Ajat,
karakteristik dan mekanisme pengelolaan dana desa antara Sukabumi dengan
Badung jelas berbeda. Terlebih, semuda desa di Indonesia kini sama-sama
belajar dalam pengelolaan dana desa. "Sayang saja anggarannya dipakai
untuk jalan-jalan. Lebih baik digunakan untukmasyarakat di sekitar desa.
Ini patut dipertanyakan. Termasuk peranan dari Badan Pemberdayaan
Masyarakat Desa (BPMPD) yang mengetahui dan menyetujui kegiatan para
kades ini," tandasnya.
Kepala Bidang Pemerintahan Desa BPMPD
Kabupaten Sukabumi, Yudi Mulyadi menegaskan kegiatan itu sudah
direncanakan sejak tahun lalu. Tujuannya yakni karena di Bali
mendapatkan bantuan dana desa dari APBD cukup besar. Kendati begitu,
pengelolaannya mulai perencanaan sampai pengalokasiannya sangat baik.
"Mekanisme pemberangkatan para kades itu ke Bali bertahap yakni dibagi 4
tahap. Terakhir pada Jumat lalu. Mereka di sana belajar pengelolaan
bantuan dana desa," pungkasnya. Dendi
Sumber diperoleh dari : http://sukabumizone.com/berita/daerah/item/1407-studi-banding-ke-bali-ratusan-kades-di-sukabumi-menuai-kritik
Selasa, 01 Desember 2015
Senin, 02 November 2015
TEKS RENUNGAN MALAM UNTUK KEGIATAN LDKS
Ananda semua, perlu ananda
ketahui bahwa salah satu bagian dari kegiatan LDKS ini adalah renungan malam. Dimalam
yang sunyi dan dingin ini bapak ingin mengajak ananda untuk merenungi kembali
perjalananan kehidupan ini. Sejak ananda dapat membedakan antara yang benar dan
yang salah hingga saat ini, renungkan perjalanan kehidupan yang telah ananda
lalui, bapak yakin ananda akan menemui perjalanan yang terbaik untuk mengenal
diri sendiri dan menjadi pemimpin yang sejati, paling tidak memimpin diri
sendiri.
Kegiatan LDKS kali
ini, telah kita lalui dari tadi pagi dengan penuh semangat, semoga sampai
penutupan yang akan dilaksanakan esok hari tetap berjalan dengan lancar dan
sukses, dengan harapan dapat menghasilkan generasi penerus/pemimpin-pemimpin
yang nantinya dapat menjalankan roda organisasi siswa intra sekolah ke depan. Saat ananda mempersiapkan untuk kegiatan LDKS ini,
tentunya tidak lepas dari peran dan keberadaan orang tua ananda sekalian. Ananda
bisa berkumpul disini karena do’a dan restu dari orang tua ananda sekalian. Ananda
harus akui, bahwa sampai detik ini, ananda sekalian masih bergantung pada orang
tua dan masih membutuhkan peran dan sosok orang tua yang selalu mengasihi dan
menyayangi serta memberikan support/dukungan. Saat ini, mereka di rumah dan
jauh dari kita, tentu bagi kita akan terbesit rasa rindu kepada mereka, begitu
pula mungkin mereka juga sedang memendam rasa rindu kepada ananda sekalian.
Tapi, apakah ananda sekalian rindu dengan mereka??? Di setiap waktu mereka
selalu berdoa agar ananda sekalian diberikan kesehatan dan keselamatan. Apa itu
juga ananda sekalian lakukan kepada mereka??? Apakah ananda sekalian mendoakan
mereka??? Kita sebagai seorang anak, perlu mengingat kembali atas semua jasa
dan pengorbanan orang tua kita, ayah sibuk mencari kerja untuk bisa menafkahi
dan membiayai sekolah ananda sekalian, ibupun dengan kasih sayangnya
mencurahkan semua tenaganya demi ananda sekalian hingga sampai saat ini. Oleh
karena itu, sudah menjadi kewajiban kita untuk menghormati dan menyayangi
mereka yang telah merawat dan membesarkan kita dengan penuh kasih sayang. Kalau
kita renungi, apa sajakah yang telah ananda perbuat untuk membalas jasa dan
pengorbanan kedua orang tua kita, yang telah bersusah payah membesarkan kita???
Membanting tulang sampai bercucuran keringat dengan tidak mempedulikan siang
atau malam, hujan dan panas, walau harus pakaian basah kering dibadan,
terkadang harus mencucurkan air mata menahan kepedihan menghadapi penderitaan
hidup ini, meskipun harus tersenyum ditengah kesedihan disaat kita berada
ditengah-tengah mereka, padahal mereka sakit tapi tak pernah dihiraukan
kesakitannya, asalkan mereka dapat membiayai, membesarkan dan membuat bahagia
anak-anaknya, walaupun harus jiwa yang menjadi taruhannya. Pernahkan ananda
rasakan dan terpikirkan akan hal ini??? Cobalah renungkan dan cobalah bayangkan,
wajah mereka tatkala menatap ananda, wajah mereka yang selalu memberikan
semangat untuk kalian menjadi anak-anak yang bisa membanggakan mereka. Begitu
besarnya perjuangan dan pengorbanan mereka, yang mungkin jika kita membalas
jasanya tentu tidak akan pernah terhitung.
Terutama pada ibu
kita, ingatlah ananda sekalian, bahwa berdasarkan hadits rosul menyatakan “Aljannatu tahta aqdaamil ummahaati”
yang artinya “surga itu berada dibawah telapak kaki ibu”. Ibu adalah sosok
wanita yang sangat tegar dan penuh pengorbanan. Di saat kita masih di dalam
kandungan seorang ibu, kita sudah diberi kasih sayang yang sangat begitu besar
olehnya. Selama 9 bulan seorang ibu mengandung anaknya tanpa ada rasa pamrih.
Dan dengan perjuangan seorang ibu, kita dapat terlahir di dunia ini dengan
taruhan hidup atau mati. Setelah kita di lahirkan dan setelah itu ibu juga yang
merawat dan membesarkannya dengan ikhlas. Disaat kita menangis di tengah malam
ibu bangun dan menimang kita dengan penuh kasih sayang. Disaat kita berlatih
berjalan, namun kita terjatuh dan menangis. Apa yang dilakukan ibu? Ia
mengendong dan menenangkan kita. Apakah ananda sekalian teringat akan hal itu?,
bahkan saat ananda sekalian diajak oleh ibu ananda pergi ke suatu tempat, dan ananda
menginginkan sesuatu. Ananda tak pernah perdulikan seberapa uang ibu ananda.
Dan ibu pun tak pernah mengeluh, dan tak akan menceritakannya kepada ananda sekalian
bahwa ibu ananda uangnya terbatas. Namun ibu tetap membelikan ananda, apa yang
ananda minta.
Disaat ananda
melakukan kesalahan, dan membuat ibu marah kepada ananda. Itu bukan tanda ibu
tak sayang, melainkan ibu sangat sayang kepada ananda. Ibu ingin yang terbaik
untuk ananda. Ibu ingin ananda tidak berada di jalan yang salah. Masihkah ananda
ingat itu semua? Sudahkah ananda berterima kasih kepada ibu ananda? Sudahkah ananda
mohon ampun kepada ibu ananda? Sungguh...banyak sekali pengorbanan seorang ibu
kepada anaknya. Tetapi mengapa seorang anak yang sudah tumbuh besar dan dewasa
tidak mau berbakti kepada ibunya? Apakah mereka merasa dirinya itu tidak lagi
membutuhkan seorang ibu yang telah membesarkannya dari kecil? Kasih sayang dan
pengorbanan seorang ibu tak akan pernah tergantikan oleh apapun, dan akan ada
untuk anaknya selamanya, meskipun anaknya tak berbakti kepadanya. Sungguh
sangat besar pengorbanan seorang ibu kepada anaknya maka dari itu kita jangan
sampai melukai hati seorang ibu yang telah banyak berkorban untuk kita.
Bapak berharap, jika nanti
ananda pulang ke rumah agar meminta maaf, berterima kasih dan peluk ibu dan
ayah ananda. Selagi kita masih memiliki mereka, selagi mereka masih berada
ditengah-tengah kita. Bagaimana jika diantara keduanya atau kedua orang tua
kita telah meninggalkan kita, meninggalkan alam dunia ini. Sehingga tidak bisa
lagi memberikan kasih sayang, pelukan dan kehangatan bagi kita, tidak lagi bisa
melihat kita. Maka tentu kesempatan kita untuk meminta maaf dan berterima kasih
kepada mereka tidak akan berguna.
Ucapkan istighfar syahadat dan sholawat (dibaca
masing-masing 3 kali), kemudian membacakan do’a untuk kedua orang tua.
Perlu ananda renungi juga, selain sosok ibu yang berarti dalam hidup kita adalah Guru. Perjuangan seorang guru tidak dapat dinilai dengan apapun. Guru merupakan seseorang yang sangat berjasa dalam menuntut ilmu. Gurulah yang membimbing, mengajar hingga kita bisa membaca dan menulis. Senyum indah selalu menghiasi wajahnya. Dia mengisi dengan kesabarannya. Hilang dahagaku yang haus akan ilmu. Jika disaat dia mengajar di depan kelas, namun murid-muridnya tak memperhatikannya, tapi dia tetap sabar. Meskipun ia mengerutkan wajahnya, itu pun tetap dirangkai dengan senyumnya. Tahukah ananda, betapa susahnya, betapa beratnya, dan begitu besarnya perjuangan seorang guru? Jangan pernah ananda coba untuk sakiti hati seorang guru, apalagi membuat ia kecewa dan marah pada ananda!!! Dia yang mengajari banyak hal tentang ilmu pengetahuan maupun ilmu pekerti. Memberi semangat pada kita itulah dia. Dia sangat berjasa dan sangat berpengaruh pada hidup kita. Tanpa guru dunia ini akan hampa. Ada sebuah cerita tentang seorang guru. Mereka mendengar kabar bahwa sang guru dirawat di rumah sakit. Setelah mendengar kabar itu, mereka pun terdiam seribu bahasa. Mereka merenungkan sesuatu hal. Yang mereka pikirkan, apa ini ada hubungannya dengan apa yang telah mereka perbuat tanpa sengaja pada tempo hari? Hanya karena canda yang tak tepat, membuatnya marah pada mereka. Saat dia memberikan tugas, namun mereka menolaknya. Hal ini membuatnya marah, namun itu semua hanya ia pendam. Sehingga membuatnya masuk ke rumah sakit. Apakah ananda pernah terpikirkan akan hal ini? Apakah ananda pernah memperdulikan perasaan guru ananda? Perasaan seorang guru itu begitu peka. Jadi jangan pernah sakiti guru ananda sampai kapanpun. Patuhilah apa yang ia perintahkan!!! Guru bekerja dengan penuh ketulusan jiwa dan memberinya dengan penuh kasih sayang..
Seorang teman adalah tempat dimana kita mencurahkan hati. Namun, sering kita salah menggunakannya. Kita sering membohongi mereka, kita sering menyakiti mereka, bahkan kita sering membuatnya marah. Padahal kita yang salah, tapi apakah pernah ananda yang memulai untuk minta maaf? Mereka yang menemani kita, hari demi hari kita lewati bersama. Atas semua kebaikan-kebaikan mereka dan sebagai tempat curhat terbaik, janganlah pernah kita sakiti mereka. Sahabat sejati akan selalu bersama. Walau raga jauh, tapi hati selalu dekat. Jangan pernah ananda sakiti orang yang ananda sayangi, jika ananda tak ingin kehilangan mereka !!!
Senin, 01 Juni 2015
572 Hektar Areal Pertanian Menyusut di Sukabumi
SUKABUMI (Pos Kota) – Sekitar 572 hektar areal pertanian di
Kabupaten Sukabumi menyusut sepanjang 2012-2013. Menyusutnya luasan
areal pertanian tersebut disampaikan Forum Indonesia untuk Transparansi
Anggaran (Fitra) Sukabumi berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik
(BPS), kemarin.
Pada 2012 jumlah luasan lahan pertanian mencapai 64.599 hektar lalu terjadi degradasi menjadi 64.027 pada 2013. Kondisi tersebut akibat terjadinya alih fungsi lahan menjadi non-pertanian seperti pemukiman dan seiring menggeliatnya sektor industri.
Menurut Manager FITRA Sukabumi, Ajat Zatnika, berkurangnya luasan areal pertanian juga berimbas kepada berkurangnya jumlah petani. Kondisi ini sehingga berdampak terhadap menurunnya kontribusi produk domestik regional bruto (PDRB) dari sektor pertanian. Pada 2010 jumlah petani tercatat sebanyak 140.383 orang, tapi berkurang menjadi 124.646 orang pada 2011.
“Kontribusi terhadap PDRB sektor pertanian pun turun menjadi Rp6 tiliun per tahun dengan laju pertumbuhan sekitar 0,44 persen,” terang Ajat.
Fitra Sukabumi, kata Ajat, berupaya mendorong reforma agraria karena selama ini secara keagrarian di Kabupaten Sukabumi belum sepenuhnya dirasakan masyarakat, terutama para petani. Apalagi semangat reforma agraria itu lebih kepada penataan kepemilikian dan pemanfaatan pendayagunaan lahan. Ajat melihat selama ini isu reforma agraria tak dimasukkan dalam agenda perencanaan daerah. Padahal, di sisi lain mayoritas warga Kabupaten Sukabumi rata-rata bermata pencaharian sebagai petani.
“Ke depan DPRD bisa mengundang Kementerian Agraria dan Tata Ruang untuk duduk bersama membahas permasalahan tersebut. Apalagi selama ini petani selalu diposisikan sebagai subjek yang dirugikan. Kita coba bangun visi bersama untuk mewujudkan semangat reforma agraria ini,” tegas Ajat. (sule/yo)
Sumber diperoleh dari : http://poskotanews.com/2015/05/02/572-hektar-areal-pertanian-menyusut-di-sukabumi/
Pada 2012 jumlah luasan lahan pertanian mencapai 64.599 hektar lalu terjadi degradasi menjadi 64.027 pada 2013. Kondisi tersebut akibat terjadinya alih fungsi lahan menjadi non-pertanian seperti pemukiman dan seiring menggeliatnya sektor industri.
Menurut Manager FITRA Sukabumi, Ajat Zatnika, berkurangnya luasan areal pertanian juga berimbas kepada berkurangnya jumlah petani. Kondisi ini sehingga berdampak terhadap menurunnya kontribusi produk domestik regional bruto (PDRB) dari sektor pertanian. Pada 2010 jumlah petani tercatat sebanyak 140.383 orang, tapi berkurang menjadi 124.646 orang pada 2011.
“Kontribusi terhadap PDRB sektor pertanian pun turun menjadi Rp6 tiliun per tahun dengan laju pertumbuhan sekitar 0,44 persen,” terang Ajat.
Fitra Sukabumi, kata Ajat, berupaya mendorong reforma agraria karena selama ini secara keagrarian di Kabupaten Sukabumi belum sepenuhnya dirasakan masyarakat, terutama para petani. Apalagi semangat reforma agraria itu lebih kepada penataan kepemilikian dan pemanfaatan pendayagunaan lahan. Ajat melihat selama ini isu reforma agraria tak dimasukkan dalam agenda perencanaan daerah. Padahal, di sisi lain mayoritas warga Kabupaten Sukabumi rata-rata bermata pencaharian sebagai petani.
“Ke depan DPRD bisa mengundang Kementerian Agraria dan Tata Ruang untuk duduk bersama membahas permasalahan tersebut. Apalagi selama ini petani selalu diposisikan sebagai subjek yang dirugikan. Kita coba bangun visi bersama untuk mewujudkan semangat reforma agraria ini,” tegas Ajat. (sule/yo)
Sumber diperoleh dari : http://poskotanews.com/2015/05/02/572-hektar-areal-pertanian-menyusut-di-sukabumi/
Langganan:
Postingan (Atom)